Catatan Hari Kedua Pelatihan PHBK di Al-Birru Pertiwi

albirrupertiwi.com Hari kedua Pelatihan PHBK di Masjid Al-Birru Pertiwi menyisakan banyak kisah. Mulai dari kisah suka cita, sedih dan perjuangan peserta yang sangat gigih dan tak kenal lelah. Sejak pertama kali Masjid Al-Birru Pertiwi mengadakan Pelatihan setiap tahunnya, belum pernah kami melihat peserta pelatihan yang penuh tantangan dan perjuangan seperti pelatihan ini terutama di hari kedua ini.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan para peserta sekarang ini. Apakah mereka kapok dan tidak mau berangkat lagi atau masih tetap semangat seperti hari ini (minggu 24 September 2017). Pasalnya banyak dari mereka yang mengalami semacam terauma ketika mengingat  saat mereka masih di jalan dalam keadaan kehujanan dan baru sampai rumah jam 19.00 WIB.

Pada hari ini, para peserta datang ke tempat pelatihan dengan semangat  dan riang gembira, walaupun tidak sedikit dari mereka saat datang di tempat pelatihan masih sibuk mengerjakan tugas yang diberikan Trainer kepada mereka, sehingga saat panitia memanggil mereka untuk menuju lapangan untuk senam pagi mereka pun tetap bergeming dari tempatnya. Akhirnya mereka pun menuju lapangan terlambat 10 menit.

Akhirnya senam pagi dimulai juga dengan durasi cuma 20 menit  sebab materi pertama harus dimulai pukul 08.00 tepat. Pada sesi ini para peserta mendapatkan materi tentang Penjelasan Modul dan Pemodelan Pilar Karakter 3,4,5,6 yang disampaikan oleh Bu Fida. Para peserta juga diberi kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pengalaman saat mengajar di sekolah.  Dialog berjalan komunikatif dan aktif antara peserta dan narasumber sehingga membuat suasana pelatihan menjadi hidup dan bergairah.

Setelah sesi pertama selesai, maka sesi yang ditunggu tunggu peserta datang  juga. Sesi yang ditunggu peserta tidak lain dan tidakbukan adalah sesi break. Karena kemarin sesi ini tidak ada maka di sesi ini mereka lampiaskan untuk menikmati kopi dan menyantap snack sambil berfoto foto ria, maklum sekarng kan zamannya poto potoan. Jadi kalau gak foto foto itu namanya ndeso alias ketinggalan zaman. Hehehe

Setelah break paripurna, para peserta dibagi menjadi 6 kelompok untuk praktik menerapkan 6 pilar karakter yang telah mereka dapatkan ilmunya secara teoritis dari para Narasumber IHF. Kira kira asyik gak ya melihat para peserta praktik mengajar??? So pasti asyik dech sebab biasanya mereka mengajar anak anak tapi sekarang mereka mengajar ibu guru anak anak dan tentunya yang diajar juga banyak yg jahil dan iseng iseng menggoda bu guru yang mengajar mereka.

Pukul 12.30 setelah makan siang dan sholat dhuhur, giliran Kak Aril Ganjar tampil untuk memberikan pencerahan kepada peserta agar mereka mempunyai kreativitas menggambar yang menyenangkan, dan sudah bisa ditebak ketika Kak Aril tampil maka ruangan menjadi gempar penuh dengan suara canda dan tawa karena beliau selalu membawakan dengan gaya yang lucu, jenaka dan sangat humoris.

Dan materi dalam ruangan yang terakhir adalah Penjelasan Modul dan Pemodelan Pilar Karakter 7,8,9 dan K4. Materi ini disampaikan oleh bu Nika Narasumber senior dari IHF. Dan setelah Bu Nika selesai menyampaikan materi maka tinggal 1 sesi terakhir yang harus dilalui para peserta pelatihan yaitu out bond. Saat out bond akan dimulai hujan turun mengguyur desa Dander dengan sangat deras, sementara out bond harus dilakukan di luar gedung. Disinilah kegigihan dan keteguhan peserta diuji. Apakah mereka tetap mengikuti out bond yang telah diagendakan sambil kehujanan atau cuma melihat dari gedung sambil berlindung dari hujan. Dan ternyata 80% dari peserta siap mangikuti out bond demi menjaga komitmen dan tanggung jawab sebagai peserta. Akhirnya acara mereka lalui dengan suka cita dan senang gembira sampai  pukul 16.30. saat itu dalam benak panitia bercampur aduk perasaan senang dan sedih. Senang karena semua acara berjalan dengan lancar dan sedih memikirkan nasib peserta terutama yang bertempat tingal jauh. Bayangkan mereka itu ibu ibu guru lho, dalam keadaan basah kuyup, tidak membawa pakain ganti dan mantel sementara hujan belum reda dan mereka pun harus pulang dengan naik kendaraan roda dua menyusuri jalan yang basah dan licin dalam kegelapan menuju tempat tinggal yang jauh. Dan alhamdulillah walaupun dengan susah payah dan ada juga yang alergi air hujan mereka pun sampai rumah dengan selamat.

Semoga ilmu yang meraka dapatkan di pelatihan ini bermanfaat  dan semoga perjuangan mereka tidak sia sia. Ingatlah bahwa semua kesukseskan itu membutuhkan perjuangan dan pengorbanan.  Salam respek kami untuk guru istimewa

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *